Ditulis Oleh: Munzir Almusawa | |
Thursday, 06 May 2010 | |
Senin, 3 Mei 2010 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَ فِي دُعَاءِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِي سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا ( صحيح البخاري ) " Dari Ibn Abbas ra berkata : Diantara Doa Nabi saw : "Wahai Allah jadikanlah pada hatiku cahaya, dan pada penglihatanku cahaya, dan pada pendengaranku cahaya, dan dikananku cahaya, dan dikiriku cahaya, dan diatasku cahaya, dan dibawahku cahaya, dan didepanku cahaya, dan dibelakangku cahaya, dan jadikan untukku cahaya". ( Shahih Al Bukhari ) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ الحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ واَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجمَعِ اْلكَرِيْمِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِيْ هَذِهِ الْجَلْسَةِ اْلعَظِيْمَةِ Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja langit dan bumi, Maha penguasa yang abadi, Maha menguasai setiap ruh dan jiwa, Maha menundukkan segala kejadian, Maha menciptakan kehidupan dan kematian, Maha menyeru hamba-hamba-Nya kepada keluhuran dan mereka selalu di dalam keluhuran dunia dan akhirah, dalam kemuliaan dunia dan akhirah, dalam kesucian dunia dan akhirah, dalam kebahagiaan dunia dan akhirah, dalam keindahan dunia dan akhirah, demikian utusan sang pembawa rahmat Allah subhanahu wata'ala di dunia dan akhirah yang diutus oleh sang pemilik dunia dan akhirah, pemimpin seluruh makhluk di dunia dan akhirah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, utusan dari sang pencipta dunia dan akhirah untuk membawa kemuliaan dan keluhuran pada setiap hamba, dan beruntunglah mereka yang menjawab seruan Ilahi, Allah subhanahu wata'ala yang maha baik, yang maha indah, yang maha suci, yang maha lebih mulia dan lebih mencintai kita dari semua makhluk yang mencintai kita. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ( يونس : 12 ) "Dan apabila manusia ditimpa bahaya / musibah, dia berdo`a kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia lupa begitu saja, seolah-olah dia tidak pernah berdo`a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan."(QS.Yunus:12) Manusia jika terkena musibah ia berdoa kepada Allah dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, terus meminta untuk disingkirkan musibah dan masalahnya, namun ketika telah Allah singkirkan masalahnya ia meninggalkan Allah dan tidak lagi berdoa kepada Allah, seakan-akan dia tidak pernah menyeru dan menjerit memanggil nama Allah saat dia dalam kesulitan, ia tinggalkan Allah begitu saja seakan-akan ia tidak pernah memanggil dan meminta kepada Allah subhanahu wata'ala. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ ( هود: 114 ) "Sesungguhnya perbuatan yang baik (pahala) itu menghapuskan) perbuatan-perbuatan yang buruk (dosa). Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat (selalu berdzikir)”. ( QS. Hud: 114 ) Dzikir menghapus dosa-dosa dan musibah. Semoga aku dan kalian dalam keluhuran dunia dan akhirah, Allah subhanahu wata'ala berfirman : اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ( النور: 35 ) "Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi". ( QS. An Nuur ) Allah meneranginya bumi dengan cahaya dzahir dan cahaya bathin. Dan Allah memberikan cahaya-Nya kepada yang dikehendakinya, sebagaimana firman-Nya: يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ ( النور: 35 ) " Allah membimbing kepada cahaya-Nya ( untuk ) siapa yang Dia kehendaki". (QS. An Nuur: 35 ) Allah memberikan petunjuk dengan cahaya-Nya kepada siapa-siapa yang dikehendakinya. Dan makna cahaya dalam firman Allah di surah An Nuur: نُوْرٌ عَلَى نُوْرٍ ( النور: 35 ) " Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis) ". ( QS. An Nuur: 35 ) adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena "Allah memberikan hidayah ( petunjuk ) dengan cahaya-Nya", bukan dengan cahaya matahari hidayah datang, tetapi dengan cahaya tuntunan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا " Ya Allah jadikanlah di hatiku cahaya " Kita juga berdoa semoga hati kita diterangi cahaya Allah subhanahu wata'ala, amin. Tahukah kalian betapa indahnya jika hati diterangi oleh cahaya Allah?, hati itu akan tenang dan sejuk, hati itu akan terus rindu kepada Allah, yang dengan itu ia juga dirindukan Allah subhanahu wata'ala. Hadirin hadirat, dijelaskan oleh As Syaikh Abu Al Hasan Asy Syadzili yang dinukil oleh Hujjatul Islam Al Imam Jalaluddin Abdurrahman As Suyuthi, dan juga oleh Al Imam Ibn 'Athaillah, dan para imam yang lainnya, beliau mengatakan : "Jika cahaya tauhid " Laa ilaaha illallah " yang ada di hati seorang muslim pendosa disingkap dan diperlihatkan kepada alam, niscaya langit dan bumi ini akan runtuh dari dahsyatnya cahaya Allah subhanahu wata'ala yang ada di hati seorang muslim dari ummat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam", namun cahaya itu tertutup dengan tabir yang dikehendaki Allah sehingga tidak terlihat, karena orang yang tidak menyembah selain Allah maka cahaya Allah ada di dalam hatinya, walaupun terpendam dengan pendaman dosa ia tetap akan sampai kepada surga yang kekal. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِيْ نُوْرًا وَفَوْقِيْ نُوْرًا وَتَحْتِيْ نُوْرًا وَأَمَامِيْ نُوْرًا وَخَلْفِيْ نُوْرًا وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا "(Ya Allah jadikanlah ) cahaya di penglihatanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya dari depanku, cahaya dari belakangku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya" Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا "Ya Allah jadikanlah cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, cahaya di kulitku". Beliau meminta cahaya kepada sang pemilik cahaya, padahal beliau telah terang benderang dengan cahaya Ilahi, dan mereka yang membaca doa ini tentu hatinya akan bercahaya, jiwanya akan bercahaya, siang dan malamnya bercahaya dengan kemudahan, dengan ketenangan dan keindahan Allah, jika seseorang telah bercahaya dengan keindahan Allah maka apalah artinya keindahan dunia akhirah, semuanya akan tunduk dan berlimpah kepadanya, karena ia telah bercahaya dengan cahaya keindahan Ilahi. Hadirin hadirat, Allah tidak memperdengarkan hadits dan doa ini kepadaku dan kalian kecuali Allah telah menyiapkan dan menganugerahkan cahaya kemuliaan doa sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita semua. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba yang paling mulia dari segenap hamba, beliau adalah panutan dari semua hamba-hamba Allah, dan beliau adalah orang yang paling berakhlak dari semua orang. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari : مَاعَابَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ كَانَ إِذَا اشْتَهَى شَيْئًا أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ "Tidak sekali-kali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencela makanan. Jika beliau menyukainya, maka beliau makan, jika beliau tidak menyukainya maka beliau tinggalkan" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berakhlak dalam segala sesuatu, bahkan kepada makanan. Beliau tidak pernah mencaci rizkinya, tidak pernah mengejek makanan, jika beliau suka maka beliau makan, jika tidak suka maka tidak dimakan. Demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hadirin hadirat, orang yang paling bercahaya dari segenap hamba yang bercahaya beliau budi pekertinya sangat indah. Dan sebesar-besarnya ujian dan cobaan kita tidak ada diantara kita yang sampai seberat cobaan sang nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Jadi janganlah sekali-kali kita merasa bahwa sungguh berat cobaan yang kita hadapi. Ingatlah orang yang paling mulia ini selama 3 hari 3 malam menahan perutnya dari lapar, padahal jika mau, beliau akan meminta makanan kepada Allah dan pastilah Allah kabulkan permintaannya, namun karena indahnya budi pekerti beliau, makhluk yang paling dicintai Allah itu terus bertahan untuk tidak meminta rizki untuk dirinya tetapi terus meminta untuk ummatnya. Di saat itu beliau sudah hijrah dan Baitul Maal pun telaah penuh tetapi Rasulullah masih mengikat perutnya dengan batu karena selama tiga hari tidak makan. Setelah beliau pulang ke rumah istrinya dan bertanya kepada istrinya ternyata tidak ada sesuatu kecuali air, kemudian pulang ke rumah istrinya yang lain ternyata yang ada pun hanya air. Barangkali tidak ada satu pun diantara kita yang sampai menghadapai keadaan yang seperti itu, yang dirumahnya tidak ada apapun dari harta, makanan dan minuman kecuali air, sungguh beliaulah orang yang paling sabar dan tabah dan supaya kita tidak putus asa jika terkena musibah, ketika kita terkena musibah ingatlah ada yang lebih dahulu merasakan musibah yang paling berat, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan musibah yang berat di saat sakaratul maut pun beliau telah mendahuluinya, seraya berdoa kepada Allah : اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ َموْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي " Wahai Allah, pedihkan sakaratul mautku dan ringankanlah untuk ummatku" Hadirin hadirat, di saat itu berubah wajah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Jibril memalingkan wajah, maka Rasulullah bertanya : "mengapa engkau memalingkan wajah wahai Jibril ?", maka Jibril berkata: "aku tidak tahan melihat engkau menahan sakit wahai Rasulullah", sungguh tidak pantas seseorang seperti nabi Muhammad menahan sakit namun karena cinta beliau kepada ummatnya, beliau ingin rasa sakit sakaratul maut ummatnya diringankan dan dipedihkan untuk beliau, maka Allah kabulkan permohonan beliau, sehingga beliau berkata: لَا إِلَهَ إِلَّا الله إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ "Laa ilaha illallah, sungguh kematian itu sangat pedih" Demikian hal yang diderita pada akhir nafas sang nabi untuk meringankan sakaratul mautku dan kalian, adakah kekasih yang lebih indah dari sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam?!. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah أَقْرَبُ مَا يَكُوْنُ اْلعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ "Keadaan hamba yang paling dekat kepada Tuhanya adalah tatkala ia bersujud" Diriwayatkan oleh sayyidina Rabi'ah bin Ka'ab Ra, ia berkhidmah kepada Rasulullah karena cintanya kepada Rasulullah, dan setelah berhari-hari ia berkhidmah maka Rasul mengizinkannya pulang, kemudia Rasulullah kepada Rabi'ah bin Ka'ab: "wahai Rabi'ah, mintalah apa yang kau inginkan", maka Rabi'ah berkata: "menemanimu di sorga, wahai Rasulullah", demikian riwayat Shahih Muslim, maka berkatalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: "adakah yang lainnya ?", Rabi'ah menjawab: " tidak ada wahai Rasulullah, aku hanya ingin menemanimu di surga, karena aku telah menemanimu di dunia maka aku ingin juga bisa bersamamu di akhirah", maka Rasulullah berkata: "bantulah aku untuk hajatmu itu dg Perbanyaklah sujud, maka engkau akan bersamaku kelak di akhirat". Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah Hadirin hadirat, ingatlah satu kali sujud pahalanya lebih berat daripada 'arsy, al kursi dan semua gunung di dunia. Semakin seorang hamba mengagungkan Allah, maka Allah memberikan pahala yang lebih dari segala sesuatu, karena Allah lah yang melebihi dan menciptakan segala sesuatu, alam semesta di dalam genggaman-Nya, cahaya seluruh jagad raya ini adalah ciptaan-Nya, dan Allah menciptakan cahaya terindahnya, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan Allah memberikan hidayah dengan cahaya-Nya itu kepada yang dikehendaki-Nya . Al Imam Qadhi iyadh berkata dalam kitabnya Asy Syifaa bahwa makna dari "Nuur ( cahaya )" dalam surah Nuur adalah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena beliaulah cahaya Allah yang menuntun hamba-hamba kepada keluhuran dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah اَلْأَرْوَاحُ جُنُوْدٌ مُجَنَّدَةٌ مَا تَعَرَّفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اِخْتَلَفَ "Ruh-ruh itu bagaikan tentara yang berkelompok-kelompok, yang saling mengenal akan saling mendekat, dan yang saling bertengkar akan saling menjauh.” Maka kelompok ruh yang di dunia itulah kelompok ruh yang di akhirat kelak, jika kita telah berkelompok disini maka ruh kita telah bersatu meskipun tidak saling bersalaman satu sama lain, kelak di akhirah kita akan bersama dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, amin allahumma amin. Ya Rahman Ya Rahiim, kami bermunajat memohon kehadirat-Mu kemuliaan, keluhuran dan segala kenikmatan, limpahkan untuk kami cahaya kebahagiaan, limpahkan kepada kami cahaya keluhuran, terangi kami dengan cahaya di depan kami, di belakang kami, diatas dan dibawah kami, di kanan dan kiri kami dengan cahaya keindahan, dengan cahaya kebahagiaan, dengan cahaya keluhuran, dengan cahaya kesucian, dengan cahaya khusyu', dengan cahaya sujud, dengan cahaya doa dan munajat, dengan cahaya dzikir dan shalawat, dengan cahaya istighfar, dengan cahaya taubat, dengan cahaya ibadah, dengan cahaya cinta kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dengan cahaya rindu kepada-Mu, dan jadikan kami semua makmur di dunia dan akhirah, limpahkan kekayaan kepada kami di dunia dan akhirah, pastikan seluruh wajah ini dalam 5 atau 10 tahun lagi dilimpahi kekayaan yang berlimpah sehingga semakin luas dakwah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzal Jalaly wal Ikram… فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ... Ucapkanlah bersama-sama يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ Hadirin hadirat, saya mohon doa untuk kesembuhan karena akhir-akhir ini penyakit di otak belakang saya sering kambuh dan mengganggu aktifitas. Di tahun 1993 saya bermimpi Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam, saya menangis di kaki beliau dan saya katakan bahwa saya ingin berjumpa dengan beliau, maka beliau berkata: "belum waktunya", dan saya katakan: "butakan mata saya, saya tidak ingin melihat asalkan saya bisa melihatmu", maka Rasulullah berkata: " sebelum usiamu 40 tahun, kau akan berjumpa denganku", usia saya sekarang 37 tahun. Seandainya ada sesuatu terjadi pada saya, teruskanlah perjuangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tegakkan panji-panji Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian yang dapat saya sampaikan, kita lanjutkan dengan kalimat talqin oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, tafaddhal masykuraa… |
Senin, 10 Mei 2010
doa cahaya
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar