Senin, 10 Mei 2010

kripanalisis

Kriptanalisis adalah ilmu untuk mendapatkan plainteks tanpa harus mengetahui kunci secara wajar. Kriptanalisis dapat menghasilkan plainteks atau kunci dan juga dapat menemukan kelemahan dalam kriptosistem. Usaha kriptanalisis disebut juga dengan attack (serangan).

Metode-metode kriptanalisis:

1. Wiretapping : melakukan penyadapan data yang ditansmisikan melalui saluran kabel komunikasi.

2. Electromagnetic eavesdropping : melakukan penyadapan data yang ditansmisikan melalui saluran wireless.

3. Accoustic eavesdropping : menangkap gelombang suara yang dihasilkan oleh suara.

Jenis-jenis serangan:

1. Exhaustive attack : biasa dikenal dengan brute force attack, mengungkap plainteks atau kunci dengan mencoba kemungkinan semua kunci. Semakin panjang ukuran kunci semakin sulit dan lama waktu pemecahannya.

2. Analytical attack : menganalisis kelemahan algoritma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci yang ada. Kriptanalis harus mengetahui algoritma kriptografinya untuk melakukan jenis serangan ini.

Tipe-tipe serangan yang umum digunakan:

1. Ciphertext only attack : kriptanalis hanya memiliki cipherteks untuk mendapatkan plainteksnya.

2. Known plaintext attack : kriptanalis memiliki cipherteks dan sejumlah plainteks pesan tersebut.

3. Chosen plaintext attack : kriptanalis dapat memilih plainteks yang dienkripsi

4. Adaptove chosen plaintext attack : kriptanalis memiliki kemampuan untuk memodifikasi pilihan berdasarkan hasil enkripsi sebelumnya

5. Chosen ciphertext attack : kriptanalis dapat memilih cipherteks yang berbeda untuk didekripsi dan memiliki akses atas plainteks yang didekripsi

6. Chosen key attack : kriptanalis memiliki pengetahuan tentang hubungan antara kunci-kunci yang berbeda

7. Rubber hose cryptanalysis : kriptanalis mengancam, memeras atau memaksa seseorang hingga memberikan kuncinya.

Klasifikasi kesuksesan kriptanalisis:

1. Total Break : kriptanalis berhasil menemukan kunci atau plainteks seutuhnya.

2. Global Deduction : kriptanalis menemukan algoritma secara penuh tanpa mengetahui kunci.

3. Local Deduction : kriptanalis mendapatkan cipherteks atau plainteks tambahan.

4. Informational Deduction : kriptanalis mendapatkan entopy dari plain/cipher

5. Distinguishing Algorithm : kriptanalis dapat membedakan cipher dengan hasil dari random permutasi.

egiewendra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar