Rabu, 12 Mei 2010

inspiratif

Orang yang malu untuk mengajukan dirinya yang bernilai – dan menghindari bekerja bagi keuntungan banyak orang, harus berani menjadi orang yang tidak dibutuhkan.
Orang yang tidak dibutuhkan, tidak akan dinilai.
Tingginya kebutuhan orang lain atas peran kita, menentukan tingginya penghargaan atas kehadiran kita.
Janganlah juga seperti dia yang malas untuk menjadikan dirinya pandai, menunda pekerjaan bagi kebaikan orang lain, dan meragukan kemungkinan berhasil dari rencana-rencananya sendiri; tetapi marah dalam doa-doanya yang menuduh Tuhan berlaku tidak adil.
Tuhan Maha Adil.
Yang bernilai bagi orang lain, akan dijadikan-Nya bernilai.
Apakah kita sampai hati, meminta Tuhan menjadikan orang yang malas, tidak jujur, dan penggerutu – untuk hidup dalam keindahan yang disediakan untuk jiwa-jiwa baik yang bermanfaat bagi saudaranya?
Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Jika yang kita minta besar, maka pantaskanlah diri kita untuk menerima yang besar. Dan jika kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain kepada kita, mungkin itu adalah pemberitahuan untuk memeriksa yang sedang kita lakukan, agar kita tidak melanjutkan sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan kecil dari orang lain.
Perhatikanlah, bahwa Selalu ada pemberitahuan untuk memperbaiki diri didalam keluhan kita sendiri.
Dan untuk adik-adik saya yang besar impiannya, jadikanlah kehadiran mu di antara orang banyak, sebagai kehadiran yang menguntungkan. Jika rezeki mu penting, maka pentingkanlah peran mu bagi kebaikan orang lain.
Jadikanlah diri mu pandai, rajin, dan jujur.
Tuhan telah menetapkan rezeki kita. Bukan pada jumlahnya, tetapi pada syaratnya.
Jadikanlah diri mu pandai, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang pandai, yang bermanfaat bagi banyak orang karena ilmunya.
Rajinkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang melakukan banyak hal yang menyenangkan banyak hati, yang menjernihkan kehidupan orang yang sedang kalut, yang menguatkan mereka yang sedang lemah, dan yang menunjukkan jalan keluar bagi mereka yang sedang tersesat.
Jujurkanlah diri mu, agar rezeki mu adalah rezeki orang yang amanah dalam memangku tugas, yang menasehatkan kebenaran, dan menasehatkan kesabaran.
Jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti dari kebenaran yang kau katakan.
Dan janganlah engkau mengatakan yang tidak akan kau lakukan.
Setialah kepada yang benar.
Jadikanlah diri mu teladan dalam penyetiaan diri kepada yang benar, karena dengannya Tuhan akan mengutus semua kekuatan di alam ini untuk menjadi pembuka jalan bagi mu, menjadi pemelihara kebaikan mu, dan menjadi penjaga dari fitnah dan keburukan.
Apakah tadi aku mendengar hati mu mengatakan, amien …?
Adikku, itu penting sekali.
Apa pun yang baik dari perkataan orang yang kau dengar atau yang kau baca, katakanlah ‘amien …’ dengan setulus-tulusnya, karena dengannya engkau menjadikan kebaikan yang dikatakan dan dituliskan itu sebagai doa mu.
Dan karena engkau mengatakannya bersama banyak orang yang juga mendengar dan membacanya, maka sebetulnya kekuatan dari doa mu dikalikan dengan pelipatan yang sangat besar.
Sudah lebih jelas sekarang bagi mu, mengapa engkau dianjurkan untuk bergaul dengan mereka yang baik?
Dalam pergaulan yang baik, engkau akan selalu menemukan kebaikan, engkau akan mendengar dan membaca kebaikan, yang cukup dengan sedikit keikhlasan mu untuk mengucapkan amien …, akan memaafkan tahun-tahun panjang yang pernah kau lewatkan tanpa doa dan ibadah, dan menggantikannya dengan masa kini dan masa depan yang lebih lapang dan damai.
Engkau adalah kekasih Tuhan.
Maka berlakulah yang pantas bagi kedekatan yang demikian indah dengan Tuhan.
Terima kasih dan salam super,
Hong Kong 8 November 2008
sumber : Mario Teguh: Mario Teguh Super Note @Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar